Mudik Dilarang? Ora Peduli, Inyong Tetep Muleh!

Rendi Widodo
2 min readApr 14, 2021
Mudik atau tidak tapi kalau mau cerai ya ngomong lah baik-baik

Akhirnya pemerintah resmi melarang mudik (mulih dilik) lewat Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 13 Tahun 2021 tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Idul Fitri 1442 Hijriah Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19. Kemenhub pun telah menyiapkan penyekatan di banyak titik untuk ‘menampar’ para pemudik yang ingin pulang ke kampungnya sepanjang tanggal 6–17 Mei 2021.

Antum termasuk salah satu warga yang rebel? Yuk saya bantu bagaimana caranya sukses sampai kampung di tengah pelarangan ini.

Yaoloh Itu Tanggal Udah Jelas

Paling pertama ya antum tetap bisa mudik selama di luar tanggal 6–17 Mei 2021. Antum bisa berangkat ke kampung pada tanggal 5 mei 2021 dan balik ke Jabodetabek pada tanggal 18 Mei 2021 atau lebih.

Paksa Terus Lewat Jalur Alternatif

Saatnya antum belajar jadi anak trabas. Gas terus masuk ke jalur-jalur tidak populer. Misal, biasanya ke Bandung lewat Bogor-Puncak- Padalarang, sekarang saatnya mencoba lewat Cileteuh-Ujung Genteng-Rancabali.

Di mana ada urusan dalam negeri, di sana ada polantas

Maksimalkan Google Maps dan Waze

Walau kemenhub yang punya urusan, polantas selalu mau ikutan dongs. Pintar-pintarlah membaca pola macet di maps dan jangan lupakan fitur mantau polantas nongkrong dari Waze.

Nyaru Jadi Warga

Trik ini lumayan advance dan sangat outlaws. Buatlah plat nomor daerah-daerah yang dilalui. Misal, antum tujuan Yogyakarta, berarti antum harus punya plat nomor karesidenan Bogor, Bandung, Bandung Timur, Banyumas, Kedu, hingga Yogyakarta. Trik ini berisiko gagal kalau antum bawa muatan berlebih. Jadi, kirim baju-baju antum lewat paket ke alamat kampung. KRIMINAL.

Itulah ntum trik-trik yang patut dicoba demi tercapainya “Mudik Rebel 2021”. Tetap diingat, niat pemerintah melarang mudik tahun ini itu baik loh. Mengurangi penyebaran Covid-19, jadi ketika antum mencoba melawannya berarti antum ada di posisi antagonis. Siap dengan risiko-risikonya. Jika memang sepadan dengan kangennya antum pada orang tua di kampung, ya cus lah!

--

--

Rendi Widodo

Mesin bicara yang berharap manusia mulai berhenti berkembang biak