6 Cara Menghadapi Polantas Agar Terasa Seperti Kawan Lama

Rendi Widodo
3 min readApr 2, 2021
Rasa kangen dan rindu pun lebur di jalan raya

Syereman mana, polantas atau preman? Berangkat dari pertanyaan ini antum pasti sudah paham betul kalau polantas celingak-celinguk di lampu merah lebih bikin deg-degan ketimbang preman yang ngupil pakai sangkur di lokasi yang sama. Kenapa deg-degan?

Dimulai dari terbiasanya antum berkendara tak sesuai aturan hingga mindset nasional yang ditanamkan (kebetulan seringnya oleh polantas itu sendiri) kalau polantas adalah tukang tilang, tukang palak, dll. Tidak selalu demikian kok.

Hampir 100% polantas adalah orang-orang yang ramah (kecuali yang masih muda umur dan pangkatnya). Mau tahu bagaimana caranya agar komunikasi antum dengan polantas terasa seperti bertemu kawan lama? Atau di tingkat ekstrem seperti kakak sepersusuan?

Tenang dan giring

Dimulai dari aksi penyetopan yang mereka lakukan. Jika antum disetop dan diarahkan untuk menepi, pelankan kendaraan dan ikuti arahan mereka. Sadar atau tidak antum melakukan pelanggaran, sikap rebel dan panik antum hanya akan membuat polantas kesal.

Saat jelas salah tak perlu marah-marah

Balas salam sapa

Balas salam sapa mereka dengan ramah tanpa perlu cengengesan. Seringnya cengengesan dan sikap sok akrab kita justru akan membuat mereka berpikir “Nah, bocah tablo nih, ogut jejek dah”. Ingat, ramah itu bukan cengengesan.

Simak dan dengarkan

Polantas akan langsung menjelaskan maksud dan tujuan penyetopan antum, simak dan dengarkan. Sering juga mereka bertanya “Mas antum tahu salahnya apa?” jawaban paling diplomatis untuk pertanyaan ini adalah “Mohon dicerahkan pak, mungkin saya melakukan pelanggaran tanpa saya sadari.”

Polantas adalah orang-orang yang peduli

Bertanya dengan sopan

Selanjutnya dialog dua arah tentang pelanggaran akan terjadi. Bertanyalah dengan sopan jika ada yang kurang jelas. Jangan berusaha menggurui mereka, karena mereka jelas bekerja mengatur lalu lintas yang di mana kita hanyalah salah satu penggunanya. Jadikan dialog antum tetap dialog, jangan arahkan ke adu argumen.

Terima semua sanksi dengan lapang dada

Setelah dialog tentang pelanggaran selesai, terimalah sanksi tilang dengan lapang dada, apalagi jika mereka bisa memperlihatkan pasal pelanggaran yang kita lakukan. Tak perlu membela diri dengan asumsi sendiri yang justru membuat antum terlihat bodoh. Sekalipun banyak kejadian seperti polantas sengaja memilih tempat razia (biasanya selepas tikungan), rambu tidak terlihat, dll. Itu hanyalah penyesuaian atau anomali yang terjadi di lapangan.

Polantas juga mendidik kita untuk paham sopan santun

Made their day

Setelah semua selesai dan antum akan segera berpisah dengan polantas yang sekarang mulai terasa seperti kawan lama, berikan kesan terakhir yang menyenangkan untuk mereka. Jabat tangan mereka dan ucapkan “Terima kasih pak, tetap semangat bertugas.” Di titik ini mereka pasti tersenyum dan mungkin membalas dengan kalimat “Sama-sama mas, hati-hati di jalan.”

Itu dia langkah-langkah yang bisa antum coba untuk mengubah mindset antum sendiri tentang polantas. Minimal jika tidak terasa seperti kawan lama atau kakak sepersusuan, antum bisa sembuh dari deg-degan. Jadi, berkendaralah sesuai aturan ya ntum.

PS: Trik di atas tidak berlaku saat antum berhadapan dengan oknum polantas yang arogan, intimidatif, atau meminta suap. Silakan berteriak meminta pertolongan warga sekitar.

--

--

Rendi Widodo

Mesin bicara yang berharap manusia mulai berhenti berkembang biak